Sabtu, 03 Januari 2015

The Kids From Yesterday : Surat Cinta Balasan Buat Mas Mbeb



Seperti judulnya, tulisan ini memang sengaja ditujukan buat Mas Mbeb. Saya merasa sangat terharu dan tersanjung karena dalam salah satu tulisannya Mas Mbeb mencantumkan nama saya (bisa dibaca disini http://nursestation69.blogspot.com/2015/01/random-notes.html ). Jadi anggap saja ini sebagai surat cinta balasan dari saya, meskipun saya tahu  kalau Mas Mbeb tidak akan merasa terlalu senang karena sekarang Mas Mbeb sudah punya dua orang gebetan yang memberinya kasih sayang dan perhatian (huh, xombong). Tapi biarlah, biar semua orang juga tahu kenapa saya bisa mengenal Mas Mbeb.

Jadi, kenapa saya bisa kenal Mas Mbeb? Jawabannya sama seperti jawaban yang diberikan Mas Mbeb kepada Mas Maung, “tidak tahu”. Ya, saya tidak tahu kenapa saya bisa mengenal Mas Mbeb. Saya juga lupa kapan pertama kali kita mengobrol atau saling berbicara. Tapi saya ingat kapan pertama kali saya bertemu dengan Mas Mbeb meskipun sedihnya pasti Mas Mbeb tidak ingat kapan pertama kali bertemu dengan saya.

Ini adalah kisah yang tejadi bertahun-tahun silam ketika rezim SBY masih berkuasa di negeri ini. Dan ketika kantung matanya belum terlalu besar. Peristiwa ini terjadi ketika awal-awal saya masuk kuliah. Peristiwa ini selalu melekat dalam ingatan saya. Bahkan mungkin diantara teman-teman saya yang lain peristiwa pertemuan dengan Mas Mbeb merupakan salah satu peristiwa yang selalu saya ingat.

Waktu itu adalah masa-masa sebelum OSPEK (atau di kampus kami disebutnya Pra-PPS). Saya tidak terlalu ingat dengan pasti apakah saat itu saya sedang daftar ulang atau sedang melihat dftar peserta yang lulus ujian masuk Akper Depkes.  Yang saya ingat saat itu semua calon mahasiswa masih memakai pakaian bebas, belum memakai seragam. Disitulah pertama kalinya saya bertemu dengan Mas Mbeb. Sebetulnya kurang tepat juga jika peristiwa itu disebut sebagai pertemuan karena sebenarnya saya hanya melihat Mas Mbeb dari jauh tanpa berusaha berkenalan atau pun menyapanya.

Mas Mbeb pada waktu itu adalah sesosok bocah gendut dengan rambut poni lempar miring kiri, kaos putih dengan logo Superman, skinny jins hitam dan sepatu Converse buluk. Sepertinya waktu itu pun Mas Mbeb sudah berstatus jomblo karena saya melihatnya sendirian tanpa ada wanita yang menemaninya. “wiiiih anak Emo nih pasti” gumam saya dalam hati.

Emo memang sedang menjadi hype tersendiri di Indonesia pada waktu itu. Band-band macam My Chemical Romance, The Used, Fall Out Boys sedang rame-ramenya diperbincangkan. Dandanan anak Emo pun khas, rambut poni lempar + skinny jins + sepatu Converse (kalau perlu pasang muka murung penuh kesedihan). Melihat Mas Mbeb dengan dandanan seperti itu saya jadi menebak kalau bocah gendut ini adalah salah satu  jamaah Emo (yaah meskipun muka Mas Mbeb bisa dibilang lebih terlihat mesum daripada murung dan sedih).

Tebakan saya ternyata tepat. Meskipun tidak Emo-Emo banget tapi Mas Mbeb adalah seorang fans berat My Chemical Romance (saya lupa tahu darimana kalau Mas Mbeb suka My Chemical Romance). Adalah suatu hal yang canggih juga seseorang yang suka My Chemical Romance jadi perawat. Lebih canggih lagi karena itu terjadi di Akper Depkes angkatan saya. Karena setahu saya di angkatan saya mahasiswa yang suka My Chemical Romance hanya ada empat orang. Selain Mas Mbeb dan saya, dua orang laginya adalah Omesh dan Anita Widyaningsih.

Tapi semua selesai sampai disitu. Setelah pertemuan itu, praktis saya tidak pernah memikirkan Mas Mbeb lagi. Kita ditempatkan di kelas yang berbeda, saya di kelas A dan Mas Mbeb di kelas B. Saya Cuma tahu bahwa bocah gendut yang saya lihat itu bernama Mas Mbeb, suka My Chemical Romance dan pernah menjadi MC saat acara Caping Day. Saya tidak pernah ngobrol serius dan panjang lebar dengannya. Mungkin sesekali pernah saling menyapa. Terkadang saya juga sering melihatnya dengan motor Supra dan helm hitamnya yang khas. Bisa dibilang meskipun 3 tahun kita kuliah di tempat yang sama tapi hubungan kami tidak terlalu intim. Setahu saya Mas Mbeb lebih intim dengan Gugun.

Kemudian kami lulus dan saling berpencar. Saya kemana, Mas Mbeb kemana. Selama itu saya tidak pernah mengetahui kabar dari Mas Mbeb. Saya menganggur selama kurang lebih 5 bulan. Hingga suatu hari saya bertemu kembali dengan Mas Mbeb di parkiran motor Grage Mall, sebuah mall di pusat Kota Cirebon. Lagi-lagi Mas Mbeb hanya terlihat seorang diri (mungkin masih tetap jomblo). Tentu saja kami saling menyapa dan bertanya kabar masing-masing. “Hai Mas Mbeb”. Eh, dulu sih belum pake awalan Mas jadi mungkin sapaannya seperti ini, “Hai Mbeb”. Blaa blaa blaa. Saya jadi tahu kalau saat itu Mas Mbeb sudah bekerja di Pertamina tapi bukan di rumah sakitnya melainkan di tempat pengeborannya. Jadi 2 minggu dia bekerja di tempat pengeboran, 2 minggu libur. Pada saat bertemu dengan saya waktu itu Mas Mbeb sedang libur.

Dan lagi-lagi semua selesai sampai disitu. Karena setelah pertemuan itu ada jeda yang cukup panjang sehingga saya tidak pernah bertemu lagi dengan Mas Mbeb.  Sampai kemudian saya diterima bekerja di RSCM. Pada waktu itu hanya saya dan Dini, teman angkatan satu kampus, yang bekerja di RSCM. Saya merasa kesepian karena tidak mempunyai teman satu angkatan yang bekerja bareng.

Saya tidak tahu bagaimana mulanya tapi kemudian Mas Mbeb juga bekerja di RSCM. Mungkin karena merasa ada teman dari situ saya mulai sering main ke kosan Mas Mbeb. Dulu Mas Mbeb masih kos di Wisma Pevita Bembi sebelum pindah ke Kosan Bang Udin. Kamar kosnya sangat sempit, hanya muat untuk 2 orang. Tapi saya sering mampir kesana. Kadang saya mampir ke sana sepulang kerja, atau sesekali mampir saat saya baru mudik dari Cirebon (biasanya kalau hanya malas masuk kerja). Atau sesekali saya Cuma mampir untuk numpang ee di WCnya. WCnya sudah seperti WC umum yang bisa digunakan oleh siapa saja. Mungkin itulah awal kedekatan saya dengan Mas Mbeb. Sebelum Yosie dan Mas Maung datang, MasMbeb adalah teman seangkatan yang sering saya kunjungi.

Suatu hari saya kepikiran untuk membuat zine tentang keperawatan. Cuma saya tahu kalau saya tidak bisa mengerjakannya sendirian. Karena itu saya berniat mengajak teman-teman saya yang lain untuk bergabung. Anehnya, orang yang pertama kali terlintas untuk diajak bergabung adalah Mas Mbeb. Padahal saat itu saya tidak tahu apakah Mas Mbeb suka menulis atau tidak? Maka hanya dengan bermodal keyakinan bahwa fans My Chemical Romance adalah orang yang keren saya ajaklah Mas Mbeb untuk bergabung. Ternyata Mas Mbeb setuju dan bisa nulis juga! Saya ingat tulisan pertamanya adalah “Sperma Siapa di Celana Dalam Bunga” (Hmmm, selain jomblo sepertinya sejak dulu Mas Mbeb sudah menunjukkan bakat mesumnya). Setelah proyek zine itu berjalan hubungan saya dengan Mas Mbeb menjadi semakin dekat. Apalagi kemudian datang Yosie dan Mas Maung dan kemudian mereka mendirikan Udin Syndicate.

Itulah sejarah perkenalan saya dengan Mas Mbeb. Ketika menulis ini tahun 2014 sudah berlalu selama 4 hari. Saya pertama kali melihat Mas Mbeb pada tahun 2008. Ketemu di Grage Mall tahun 2011. Main ke kamar Mas Mbeb di Wisma Pevita Bembi tahun 2012 dan sekarang sudah tahun 2015. Ada banyak hal yang sudah berubah tentunya, baik dalam diri Mas Mbeb atau pun diri saya sendiri. Sekarang saya sudah berkeluarga. Anak saya sudah berumur 2 tahun, mulai pinter ngomong dan cerewet. Rambut Mas Mbeb kini bukan poni lempar ala anak Emo lagi. Mas Mbeb juga sekarang sudah punya gebetan meskipun masih jomblo. Tapi diantara kami berdua ada dua hal yang belum berubah, 

1.     Titit kami masih sama-sama mungil
2.     Kami masih suka dengan My Chemical Romance meskipun band itu kini sudah bubar.

Sebagai sesama fans My Chemical Romance maka tulisan ini saya tutup dengan sebuah lirik lagu milik mereka,

Cause you only live forever in the lights you make
When we were young we used to say
That you only hear the music when your heart begins to break
Now we are the kids from yesterday

We are the kids from yesterday, Mas Mbeb.


Kampung Melayu, 4 Januari 2015


Catatan tambahan :
1.       Oh iya kedekatan saya dengan Mas Mbeb juga terjadi karena dulu saya sering meminjam uang kepadanya. Sampai sekarang pun saya masih punya hutang yang belum dibayar.
2.    Saya juga menulis sebuah tulisan pengantar untuk undangan pernikahan saya di kamar kos Mas Mbeb di Wisma Pevita Bembi. Tulisan itu bisa dibaca di surat undangan pernikahan saya (bagi mereka yang kebagian undangan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar