Kamis
malam itu ketika rintikan hujan membasahi bumi Kuningan asri, Ipong memberi
kabar bahwasanya dia kesepian dikosan yang dia tempati...
Terbesit dipikranku, untuk segera menemuinya, sekedar bertukar cangkir, berbagi rokok ataupun melakukan aktivitas selayaknya malam jumat...
Tak perlu berpikir dua kali gumamku... segeralah aku membawa perbekalan satu bungkus rokok tanpa cukai, dan sebotol Insto untuk berjaga jika Ipong berontak...
Ku panaskan kuda besi ku... dan segera pamit pada suami ibuku untuk mengerjakan dengan dalih tugas kuliah...
Terbesit dipikranku, untuk segera menemuinya, sekedar bertukar cangkir, berbagi rokok ataupun melakukan aktivitas selayaknya malam jumat...
Tak perlu berpikir dua kali gumamku... segeralah aku membawa perbekalan satu bungkus rokok tanpa cukai, dan sebotol Insto untuk berjaga jika Ipong berontak...
Ku panaskan kuda besi ku... dan segera pamit pada suami ibuku untuk mengerjakan dengan dalih tugas kuliah...
Kian
lama, rintikan hujan semakin membesar menemani puluhan kilometer yang kulalui
ini...
Dinginnya
hujan, tebalnya kabut, dan embun yang menghalangi kaca helm hanya secuil batu
yang krikil yang menghalangi pertemuanku malam ini...
Hanya
lamunanku yang terus memotivasi mengalahkan dinginnya malam...
Lamunan
ketika aku tiba dikosannya, Ipong menyambutku dengan lingrie seksinya, kasur
dengan sprei ungu motifmawar, taburan bunga melati dikasur, lilin, cambuk,
lantunan musik post-rock dan obat nyamuk bakar yang tertata rapih disudut
kamarnya...
Tiba-tiba
muncul bis berwarna kuning bernama Luragung Jaya jurusan Jakarta-Kuningan dari
arah berlawanan membuyarkan lamunanku...
Aku
tersontak, segeralah kuda besiku ku belokan, namun badan bis kuning keparat itu
terlalu besar...
Dengan kecepatan 130 km/jam bis kuning itu sukses
mencium selangkanganku yang berusaha menghindarinya... roboh pun tak bisa
dihindar...
Hanya
berjarak 6 meter saja, aku dan motorku terpisah, sementara bis kuning tersebut
pergi meninggalkan kami dengan angkuhnya...
Aku
tak kuat bangkit lagi, pandangan mataku mulai kacau... aku membayangkan Ipong
menungguku disana mulai mencari timun untuk
pengganti diriku...