Rabu, 19 Desember 2012

Ketika Engkau Kecup Hangat Selangkangan Ini



Kamis malam itu ketika rintikan hujan membasahi bumi Kuningan asri, Ipong memberi kabar bahwasanya dia kesepian dikosan yang dia tempati...

Terbesit dipikranku, untuk segera menemuinya, sekedar bertukar cangkir, berbagi rokok ataupun melakukan aktivitas selayaknya malam jumat...

Tak perlu berpikir dua kali gumamku... segeralah aku membawa perbekalan satu bungkus rokok tanpa cukai, dan sebotol Insto untuk berjaga jika Ipong berontak...

Ku panaskan kuda besi ku... dan segera pamit pada suami ibuku untuk mengerjakan dengan dalih tugas kuliah...
Kian lama, rintikan hujan semakin membesar menemani puluhan kilometer yang kulalui ini...
Dinginnya hujan, tebalnya kabut, dan embun yang menghalangi kaca helm hanya secuil batu yang krikil yang menghalangi pertemuanku malam ini...
Hanya lamunanku yang terus memotivasi mengalahkan dinginnya malam...
Lamunan ketika aku tiba dikosannya, Ipong menyambutku dengan lingrie seksinya, kasur dengan sprei ungu motifmawar, taburan bunga melati dikasur, lilin, cambuk, lantunan musik post-rock dan obat nyamuk bakar yang tertata rapih disudut kamarnya...
Tiba-tiba muncul bis berwarna kuning bernama Luragung Jaya jurusan Jakarta-Kuningan dari arah berlawanan membuyarkan lamunanku...
Aku tersontak, segeralah kuda besiku ku belokan, namun badan bis kuning keparat itu terlalu besar...
Dengan  kecepatan 130 km/jam bis kuning itu sukses mencium selangkanganku yang berusaha menghindarinya... roboh pun tak bisa dihindar...
Hanya berjarak 6 meter saja, aku dan motorku terpisah, sementara bis kuning tersebut pergi meninggalkan kami dengan angkuhnya...
Aku tak kuat bangkit lagi, pandangan mataku mulai kacau... aku membayangkan Ipong menungguku disana mulai mencari timun untuk  pengganti diriku...
Entahlah... hanya Tuhan dan obat nyamuk bakar saksinya...