Demi nama Damon Albarn dan Brett Anderson saya berhutang budi yang sangat besar kepada orang yang sudah dengan senang hati membocorkan sedikit kebusukan yang tidak pernah tercium publik dibalik ajang Jakarara 2012. Kebusukan yang lebih rumit dan misterius dibandingkan dengan kasus Wisma Atlet dan Hambalang, kebusukan yang melibatkan jepretan kamera dan tentunya sejuta modus yang tersembunyi dibalik mata yang menyorot tajam melalui lensa. Tapi ini bukanlah kebusukan untuk dicaci maki, namun sepatutnyalah kita apresiasi. Karena tanpa hal ini hidup para pelaku tidak akan pernah menjadi sebuah drama. Dan apalah artinya hidup tanpa drama? Bukankah Ahmad Albar sudah menyanyikannya bertahun silam bahwa dunia ini hanyalah panggung sandiwara? untuk itu renungkanlah karena hidup itu selamanya drama.
Tengah malam itu tiba-tiba hp saya bergetar, PING!. Dari seseorang yang selama ini saya kenal meskipun tidak dekat. Tanpa diminta tiba-tiba dia menawarkan diri untuk diwawancara, tentu saja saya kaget? karena selama ini dia selalu menolak saya wawancara. Dan tiba-tiba sekarang dia malah meminta untuk diwawancara, sepertinya ada hal penting yang ingin dia sampaikan. Ternyata dugaan saya benar.
"Saya punya cerita mengenai keterlibatan Jemi, Kibot dan Kontong di Jakarara" bunyi bbm dari dia. Saya pun langsung menyimak dan mempersilahkan dirinya bercerita tanpa harus takut apapun.
beginilah kisahnya :
Semuanya berawal dari Jakarara. Tahun ini Jakarara dipegang oleh paguyuban (alumni) dan saya termasuk panitianya. Kebetulan saya dipercaya untuk menghandle bidang dokumentasi, art design dan visual. Dan untuk urusan dokumentasi entah kenapa saya terbesit dengan nama Jemi Alpian. Lalu saya hubungilah beliau untuk saya gandeng dalam mendokumentasikan seluruh rangkaian acara Jakarara (foto). Beliau pun menyetujuinya. Hingga sampailah pada agenda pertama yaitu tehnikal meeting para peserta. Beliau dokumentasikan dengan baik sampai hari itu.
Namun ditengah perjalanan beliau kepincut dengan salah 2 panitia. Namanya sebut saja Mawar dan Melati. Kedua wanita tersebut berparas rupawan. (nama asli keduanya tidak bisa penulis sebutkan karena perjanjian dengan si sumber berita). Beliau bersikeras untuk menggali informasi sedalamnya dari saya tentang kedua wanita tersebut. Namun naas ketika beliau mencoba menggali info tentang Melati, setau saya Melati sudah punya Monyet! Saya liat di DPnya dan bio twitternya. Tapi sebenarnya dari awal juga beliau lebih tertarik dengan Mawar. Mengetahui hal itu beliau menghentikan pencarian informasi tentang Melati. Jemi mulai bermanuver dan menggali informasi tentang Mawar. Sehingga pada akhirnya saya kasih PIN BB doi kepada Jemi. Beliau pun langsung invite. Sumringah tiada tara, bagai monyet merindukan durian. Tapi Jemi sempat putus asa siang itu, belum ada nama Mawar dikontak BBNya hingga tiba sore hari, yeaaahhhhh confirmed! Mawar tertulis dikontak BB Jemi.
Segera setelah resmi berteman dengan Mawar di BB, Jemi mulai maling-malimg untuk chat. Dengan say hai yang terkesan kampungan. Beliau galau setengah mampus walaupun cuma dibales dengan emoticon :). Setelah itu saya tidak tahu lagi apa sisi chat beliau dengan Mawar.
Semakin sering bertemu dengan Mawar di acara Jakarara, Jemi semakin galau kampungan. Cuma yang paling nyeleneh sih kemarin, saat si Mawar pasang personal message di BBNya, "besok kondangan sama siapa ya?". Saya pun langsung bbm Jemi, "Jem itu Jem kesempatan". Jemi langsung respon, "Mawar ya? :D"
"Sikat Jooon!!"
"wah besok juga saya ada kondangan ey"
"nah kan bisa sekalian? barangkali aja sama tempatnya (nebak-nebak)"
"emang Mawar SMA mana sih, Pong?"
"SMA 1 Jem"
"Anjiiing! jangan jangan sama beneran tempatnya. saya juga kondangan ke teman anak SMA 1!"
"Kumaha Jem? Sikat aja atuuuh"
"Ga tau ey, malu saya nya"
Esok harinya Jemi pun komdamgan. Saya sempat bbm Kibot malemnya, menceritakan semua kejadian Jemi dan Jakarara. Sorenya saya bertemu Jemi dan saya tanya,
"Jem kumaha kondangannya? Bareng ga?"
"Enggak euy, saya bareng Eki cuma tadi ketemu di tempat kondangan. Mawar sama cwo, tapi muka cowoknya kayak abis berantem. memar-memar gitu."
"haaaaah???"
Saya kaget !! Saya kaget bukan karena Mawar bawa cowok. Saya kaget karena Jemi kondangan sama Eki dan ketemu Mawar. Setau saya, Eki juga suka sama Mawar!! Eki sempat menggali informasi tentang Mawar juga, dulu pas acara Live Forever yang talentnya Jakarara juga. Mampus tuh.
Lalu dimanakah peran Kibot dalam cerita ini?
Saya gak cuma gandeng Jemi sebagai fotografer, saya dulu sempat ketemuan dengan segerombolan pria galau dengan ketertarikan pada foto. Pria-pria galau yang 10 tahun kemudian akan jadi bapak-bapak arisan tersebut adalah C*&#% Photography. Didalamnya ada Kakcil (Kibot), Rizal, Bulbul. Dan cerita dimulai lagi dari sini.
Salah satu rangkaian acara Jakarara adalah sesi pemotretan yang berlangsung dari pagi hingga sore hari. Coba tebak apa yang konyol? Ternyata salah satu finalis Jakarara adalah mantan pacarnya Kibot!!! Saya sendiri tahu dari Jemi, 2 hari sebelumnya. Namanya Dhini. Katanya Kibot sempet ngambek gak mau motret pas sesi foto waktu siang itu. Tapi berkat bujukan Kimul dan Jemi akhirnya Kibot mau juga. Dengan dalih mengatasnamakan profesionalisme. Pas sesi pemotretan untuk Dhini kebetulan sekali giliran Kibot yang pegang kamera, yang sebelumnya dipegang Rizal. Kibot sampe keang badag kesang lembut pas harus motretin Dhini. Tapi selesai juga. Kemudian pas kita semua sedang kumpul-kumpul, nyeletuklah Rizal,
"Awas foto Rara yang satu itu bakal dicetak 2 deh sama Kibot". Semua anak-anak terbahak-bahak, puas memojokkan Kibot. Dan selsesailah cerita ini. Semua berawal dari Jakarara.
Selasa, 29 Mei 2012
Tentang Sebuah Hari
Aku
titip mimpi padamu
Malam
ini aku tak tidur
Gundah
berserakan di hatiku
Sisa
dari resah yang menghujaniku kemarin
Lalu
pagi beringsut datang
Kubuka
dengan segelas kopi dan birahi
Saat
kulihat tubuhmu terbaring
Dengan
senyum tersungging di wajah dan selangkanganmu
Mari
paksakan senyum untuk menyambut siang
Tempat
kebosanan merajam dan malas memperkosa
Arena
pertarungan bagi harga diri dan ambisi
Hingga
kau menawariku berbagai macam malam
Malam
yang sepi tanpa hiburan
Hanya
cerita dan lamunan
Malam
yang panas di pelukan pelacur
Malam
yang buas bagai labirin tak teratur
Malam
yang memaksa waktu untuk mundur
Hingga
aku titip mimpi padamu
Karena
malam ini aku tak bisa tidur. .
Cikaduwetan, 12
September 2011
Anak Laki-laki dan Bunga Mawar
Suatu hari. .
5 tahun yg lalu. .
Seorang anak laki laki sedang bermain di taman hatinya. .
Tiba-tiba dia melihat sebuah tanaman tumbuh disana. .
Tanaman itu belum berbunga. .
Kemudian anak laki laki itu menghampirinya. .
Dia menatapnya. .
Tersenyum. .
Dan pergi. .
Tetapi setiap hari anak laki laki itu selalu bermain di taman hatinya dan mengunjungi tanaman yg sedang tumbuh itu. .
Dia memupuknya dengan senyuman dan tatapan cinta yg dia bawa. .
Setiap hari. .
Hingga tanaman itu mulai berbunga. .
Mawar namanya. .
Anak laki laki terihat senang. . Dia menyentuh kuncup bunga itu dengan mesra, tapi dia ragu untk memetiknya. .
Sang mawar hanya tersipu malu. .
Merah. , dan berlalu. .
Suatu hari . .
Seperti biasanya, anak laki laki itu mengunjungi sang mawar. .
Tapi tidak seperti hari kemarin. .
Anak laki laki itu tidak membawa senyuman dan tatapan cintanya. .
Wajahnya seakan tertutup kabut kesedihan. .
Dia hanya diam, dan menatap kosong pada sang mawar.
Sang mawar tampak bingung. .
Dia mencoba menghiburnya dengan aroma wangi tubuhnya. .
Tetapi anak laki laki itu tetap diam. .
Kemudian dia pergi. .
Sang mawar begitu sedih. .
Dia berharap anak laki laki itu memetiknya dan membawanya di pelukan. .
Tapi anak laki laki itu terus berjalan. .
Perlahan. .
Dan hilang. .
Kini. .
5 tahun berlalu setelah itu. .
Sang mawar tampak sudah mekar dan sempurna. .
Meski warnanya tak semerah dulu. .
5 tahun yg lalu. .
Seorang anak laki laki sedang bermain di taman hatinya. .
Tiba-tiba dia melihat sebuah tanaman tumbuh disana. .
Tanaman itu belum berbunga. .
Kemudian anak laki laki itu menghampirinya. .
Dia menatapnya. .
Tersenyum. .
Dan pergi. .
Tetapi setiap hari anak laki laki itu selalu bermain di taman hatinya dan mengunjungi tanaman yg sedang tumbuh itu. .
Dia memupuknya dengan senyuman dan tatapan cinta yg dia bawa. .
Setiap hari. .
Hingga tanaman itu mulai berbunga. .
Mawar namanya. .
Anak laki laki terihat senang. . Dia menyentuh kuncup bunga itu dengan mesra, tapi dia ragu untk memetiknya. .
Sang mawar hanya tersipu malu. .
Merah. , dan berlalu. .
Suatu hari . .
Seperti biasanya, anak laki laki itu mengunjungi sang mawar. .
Tapi tidak seperti hari kemarin. .
Anak laki laki itu tidak membawa senyuman dan tatapan cintanya. .
Wajahnya seakan tertutup kabut kesedihan. .
Dia hanya diam, dan menatap kosong pada sang mawar.
Sang mawar tampak bingung. .
Dia mencoba menghiburnya dengan aroma wangi tubuhnya. .
Tetapi anak laki laki itu tetap diam. .
Kemudian dia pergi. .
Sang mawar begitu sedih. .
Dia berharap anak laki laki itu memetiknya dan membawanya di pelukan. .
Tapi anak laki laki itu terus berjalan. .
Perlahan. .
Dan hilang. .
Kini. .
5 tahun berlalu setelah itu. .
Sang mawar tampak sudah mekar dan sempurna. .
Meski warnanya tak semerah dulu. .
Seperti permulaan waktu, anak laki laki itu kembali. .
Dia tersenyum, berusaha mengobati. .
Kemudian dia menyentuh sang mawar dan berusaha memetiknya. .
Tapi kini tangannya terluka dan berdarah semerah mawar. .
Lalu dia tersadar. .
Kekecewaan dan kerinduan telah membuat mawar itu indah namun berduri. .
Laki laki itu kemudian berdiri. .
Dan kembali pergi. .
Kali ini dia tidak akan pernah kembali. .
Didedikasikan untuk Imam
Taufik, seorang sahabat akan tetap selamanya menjadi sahabat. .
Langganan:
Postingan (Atom)