Aku bangun. Keadaan masih gelap, mungkin diluar mendung atau
mungkin masih pagi. Aku ambil jam tangan yang aku simpan disebelahku. Sudah
hampir jam 7. Ada buku-buku dan pakaian yang berserakan dimana-mana. Aku baru
ingat, ini kamar kostku. Aku sudah tidak berada lagi di kamar Anggrek 306. Ah
pantas saja tidurku terasa lebih nyenyak. Tidak ada senam dan apel pagi lagi.
Kuteguk habis air minum yang tersisa di dalam botol dan
segera mengorek-ngorek isi tas. Mencari sebungkus rokok kenang-kenangan dari
Pak Edi. Pak Edi bukan perokok, tapi tiap habis pulang dari rumahnya dia selalu
membawa beberapa bungkus rokok dan memberikannya kepadaku, juga pada
teman-temanku yang lain yang juga perokok (nanti aku ceritakan).
Aku ambil sebatang rokok dan bersiap membakarnya. Kemudian
kriiik kriiik kriiik. . . sialan! Koreknya tidak ada! Aku lupa dimana
menyimpannya. Mungkin tertinggal di asrama. Mungkin diambil Alif, atau Andre
atau Clys atau mungkin Pak Dayat? Entahlah. Yang jelas rokok itu hanya
menggantung saja di bibirku. Kemudian aku malah tersenyum mengingat mereka.
Perkenalkan. Mereka adalah jemaah Al-Hisap. Kelompok perokok
lintas usia di Diklat Prajab Golongan 2 Angkatan 1. Yang paling sepuh adalah
Pak Dayat. Paling sepuh sekaligus paling pendiam. Lama di Aussie, entah jadi
perawat atau beternak kangguru.Sudah punya 2 anak. Kemaren buru-buru pulang
karena anaknya masuk RS. Semoga cepet sembuh, Pak Dayat.
Yang paling gila adalah Alif.Gila dan tua sih. Tua-tua keladi, makin tua makin jadi. Jadi
gila, maksudku. Kadang aku sendiri suka merasa aneh tentang si Alif ini, dia
bisa menjadi konyol dan serius dalam waktu yang hampir bersamaan. Mungkin dia
mempunyai kemampuan untuk memutus nyambungkan saraf gila dan normalnya. Kalian
tahu kakek kura-kura yang jadi gurunya Goku di film Dragon Ball? Nah Alif
sedikit tidaknya mirip sekali sama kakek-kakek itu.
Yang paling sensitif? Ah tentu saja Clys Ramadhan
Pramadipta. Seperti yang pernah dia katakan padaku, “muka boleh Limp Bizkit,
hati sih Jikustik” atau kalau mengutip perkataan Yulli sih, “bodi security,
hati Hello Kitty”. Clys memang yang paling sensitif. Mungkin aku adalah korban
yang paling sering kena semprotnya. Sampai hari terakhir pun doi masih sempet
marah-marah kepadaku. Tapi diluar sisi melankolis dan kelembutan hatinya, doi
adalah seseorang yang dalam beberapa hal mempunyai visi dan misi yang sama
denganku. Bahkan di hari-hari terakhir diklat Prajab kita berdua sama-sama
dikutuk lagu Stand By Me milik Oasis.
Untung saja Andre tidak sesensitif dan semelankolis Clys.
Kalau tidak bisa-bisa dia langsung putus asa mengejar cintanya Fitri. Aiih,
seperti sinetron sekali judul kisah cinta Andre ini. Tapi aku yakin sebagai
perawat kesehatan jiwa, mental dan jiwa Andre sudah teruji. Semoga Andre tetap
semangat mengejar cinta Fitri. Tjieee tjieee.
Nah mereka semua adalah jemaah Al-Hisap. Kadang si Ajay dan
Sandi suka ikutan, hanya saja mereka bukan jemaah resmi. Mereka ikutan hanya
ketika mereka merasa galau. Ajay mungkin galau kala gagal modusin Lita buat
cari tempat kost yang bebas. Sandi sudah galau dari awal karena gagal jadi anak
buah Ahok. Tambah galau karena selama Prajab dia dimonitoring terus. Hahahaha
Hari sudah mulai
siang. Aku beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Cuci muka dan gosok
gigi. Lalu pergi ke burjo. Karena tak ada sarapan pagi gratis lagi. Dilantai
bawah ketemu ibu kost dan nagih uang kosan. Aku ingat belum bayar kost.
Ternyata sudah 2 minggu kamar ini aku tinggalkan. Pantas saja berantakan.
Aku memesan segelas kopi hitam dan menyalakan rokok kenangan
dari Pak Edi. Kemudian aku teringat pada kematian Gabriel Garcia Marquez,
seorang jurnalis sekaligus penulis, yang meninggal 2 hari yang lalu. Beliau
pernah berkata seperti ini, “yang paling bermakna dalam kehidupanmu
bukanlah apa yang terjadi pada dirimu. Tapi apa yang kamu ingat dan bagaimana
cara kamu mengingatnya”. Ahhh ikut diklat Prajab ini mungkin adalah
salah satu pengalaman yang paling bermakna dalam hidupku. Karena itu aku akan
selalu mengingatnya.
Hidup memang menyenangkan bukan?
Kampung Melayu, 20 April 2014
Di kamar kost yang berantakan dan aku yang sekarang lagi
mendengarkan lagu Don’t Go Away milik Oasis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar