Minggu, 20 April 2014

Making Melody In My Heart



Aku bangun. Keadaan masih gelap, mungkin diluar mendung atau mungkin masih pagi. Aku ambil jam tangan yang aku simpan disebelahku. Sudah hampir jam 7. Ada buku-buku dan pakaian yang berserakan dimana-mana. Aku baru ingat, ini kamar kostku. Aku sudah tidak berada lagi di kamar Anggrek 306. Ah pantas saja tidurku terasa lebih nyenyak. Tidak ada senam dan apel pagi lagi.

Kuteguk habis air minum yang tersisa di dalam botol dan segera mengorek-ngorek isi tas. Mencari sebungkus rokok kenang-kenangan dari Pak Edi. Pak Edi bukan perokok, tapi tiap habis pulang dari rumahnya dia selalu membawa beberapa bungkus rokok dan memberikannya kepadaku, juga pada teman-temanku yang lain yang juga perokok (nanti aku ceritakan).

Aku ambil sebatang rokok dan bersiap membakarnya. Kemudian kriiik kriiik kriiik. . . sialan! Koreknya tidak ada! Aku lupa dimana menyimpannya. Mungkin tertinggal di asrama. Mungkin diambil Alif, atau Andre atau Clys atau mungkin Pak Dayat? Entahlah. Yang jelas rokok itu hanya menggantung saja di bibirku. Kemudian aku malah tersenyum mengingat mereka.

Perkenalkan. Mereka adalah jemaah Al-Hisap. Kelompok perokok lintas usia di Diklat Prajab Golongan 2 Angkatan 1. Yang paling sepuh adalah Pak Dayat. Paling sepuh sekaligus paling pendiam. Lama di Aussie, entah jadi perawat atau beternak kangguru.Sudah punya 2 anak. Kemaren buru-buru pulang karena anaknya masuk RS. Semoga cepet sembuh, Pak Dayat.

Yang paling gila adalah Alif.Gila dan tua sih.  Tua-tua keladi, makin tua makin jadi. Jadi gila, maksudku. Kadang aku sendiri suka merasa aneh tentang si Alif ini, dia bisa menjadi konyol dan serius dalam waktu yang hampir bersamaan. Mungkin dia mempunyai kemampuan untuk memutus nyambungkan saraf gila dan normalnya. Kalian tahu kakek kura-kura yang jadi gurunya Goku di film Dragon Ball? Nah Alif sedikit tidaknya mirip sekali sama kakek-kakek itu.

Yang paling sensitif? Ah tentu saja Clys Ramadhan Pramadipta. Seperti yang pernah dia katakan padaku, “muka boleh Limp Bizkit, hati sih Jikustik” atau kalau mengutip perkataan Yulli sih, “bodi security, hati Hello Kitty”. Clys memang yang paling sensitif. Mungkin aku adalah korban yang paling sering kena semprotnya. Sampai hari terakhir pun doi masih sempet marah-marah kepadaku. Tapi diluar sisi melankolis dan kelembutan hatinya, doi adalah seseorang yang dalam beberapa hal mempunyai visi dan misi yang sama denganku. Bahkan di hari-hari terakhir diklat Prajab kita berdua sama-sama dikutuk lagu Stand By Me milik Oasis. 

Untung saja Andre tidak sesensitif dan semelankolis Clys. Kalau tidak bisa-bisa dia langsung putus asa mengejar cintanya Fitri. Aiih, seperti sinetron sekali judul kisah cinta Andre ini. Tapi aku yakin sebagai perawat kesehatan jiwa, mental dan jiwa Andre sudah teruji. Semoga Andre tetap semangat mengejar cinta Fitri. Tjieee tjieee.

Nah mereka semua adalah jemaah Al-Hisap. Kadang si Ajay dan Sandi suka ikutan, hanya saja mereka bukan jemaah resmi. Mereka ikutan hanya ketika mereka merasa galau. Ajay mungkin galau kala gagal modusin Lita buat cari tempat kost yang bebas. Sandi sudah galau dari awal karena gagal jadi anak buah Ahok. Tambah galau karena selama Prajab dia dimonitoring terus. Hahahaha

 Hari sudah mulai siang. Aku beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Cuci muka dan gosok gigi. Lalu pergi ke burjo. Karena tak ada sarapan pagi gratis lagi. Dilantai bawah ketemu ibu kost dan nagih uang kosan. Aku ingat belum bayar kost. Ternyata sudah 2 minggu kamar ini aku tinggalkan. Pantas saja berantakan. 

Aku memesan segelas kopi hitam dan menyalakan rokok kenangan dari Pak Edi. Kemudian aku teringat pada kematian Gabriel Garcia Marquez, seorang jurnalis sekaligus penulis, yang meninggal 2 hari yang lalu. Beliau pernah berkata seperti ini, “yang paling bermakna dalam kehidupanmu bukanlah apa yang terjadi pada dirimu. Tapi apa yang kamu ingat dan bagaimana cara kamu mengingatnya”. Ahhh ikut diklat Prajab ini mungkin adalah salah satu pengalaman yang paling bermakna dalam hidupku. Karena itu aku akan selalu mengingatnya.

Hidup memang menyenangkan bukan?

Kampung Melayu, 20 April 2014
Di kamar kost yang berantakan dan aku yang sekarang lagi mendengarkan lagu Don’t Go Away milik Oasis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar